Labuhanbatu,newskabarindonesia.com : Banjir yang melanda kawasan Labuhan Batu Raya dalam beberapa hari ini tergolong bajir terparah yang pernah terjadi semalam beberapa tahun ini.
Menurut masyarakat, bajir yang tiap tahun terjadi ini di akibatkan adanya penggundulan hutan yang dilakukan oleh tidak bertanggung jawab yang diduga kebal hukum.
Menurut penuturan warga setempat, beberapa tahun lalu, sebelum adanya penggundulan hutan oleh oknum bertangan besi, daerah tersebut tidak pernah dilanda banjir meski hujan lebat sekalipun.
salah satu mantan Anggota DPRD Labuhanbatu, Lahmuddin Hasibuan mengatakan, dekat Kampung Alur Naga yang masih satu lokasi di Labuhanbaturaya air sudah tinggi hingga banyak kendraan Roda 4 yang mogok akibat air masuk ke dalam kenalpotnya kendaraan.
Lahmuddin menuding ini akibat ulah oknum bertangan besi dan raja minyak Labuhan Batu yang sejak tahun 2003 telah menggarap Hutan Kawasan Sigappual, Parhotangan, Hatapang, Sibarikkunik, Hayu napitu, Simartolu, Masihi, batu jonjong, Napoppar, Bulumiak, dan lain lain.
Keseluruhan tempat penggundulan hutan itu antara Kecamatan NA IX-X, AEK NATAS, DAN KUALU HULU, PANAI HILIR, Kabupaten Labuhan Batu dan Labuhan Batu Utara, itu lah lokasi penggundulan Hutan.
Lahan Hutan yang di gunduli Ribuan Hektar, sebahagian yang sudah gundul telah di sulap menjadi perkebunan Kelapa Sawit.
Hal ini mengundang pertanyaan masyarakat awam yang bermukim di Desa Hatapang Kecamatan NA IX-X LABUHAN BATU UTARA pada umunya, terkhusus dari Labuhan Batu Raya kata Lahmuddin sepenggal critanya
Banjir bandang yang terjadi di daerah itupun membuat Aktipis Hukum Hasan Hasibuan.SH. Kepada wartawan Sabtu (15/12/18) mengungkapkan, Mengapa penggundulan Bukti Barisan mulus tanpa kendala apapun baik dari pemerintah maupun aparat berwenang, sementara masyarakat biasa dilarang.
Menurut Hasan, jika rakyat kecil berniat menggarap lalu memasuki Hutan Kawasan tersebut, Polisi Dinas Kehutanan setempat langsung menangkap mereka dan diserahkan ke Kepolisian.
Hasan Hasibuan menurutkan, dahulu di daerah tersebut terdapat pasar, “Seswesen” sebagai penanda dan pembatasan Hutan Kawasan dengan Hutan dan perladangan Rakyat.
Saya sedih melihat nasib rakyat yang harus ikut menanggung imbas dari penggundulan hutan tersebut di Bukit Barisan, mulai dari Kamis (13/12/18) sampai hari ini Desa Sennah,dan hampir satu Kecamatan Bilih Hilir Ibu kotanya Negeri Lama Terendam Air yang cukup dalam. (A.lbs/Red)