Jakarta, newskabarindonesia.com : Paviliun Indonesia, “Lost Verses : Akal Tak Sekali Datang, Runding Tak Sekali Tiba”, telah setengah semester berdiri dan menyambut publik global dalam ajang seni rupa tertua dan terkemuka di dunia, Venice Biennale 2019. Minggu, (1/9/2019).
“Kehadiran Paviliun Indonesia dalam Venice Biennale 2019 adalah sebuah keputusan bersama yang hadir, bukan hanya Bekraf dan YDAI saja, melainkan juga dengan segenap pemangku keputusan seni rupa kontemporer Indonesia termasuk para pelaku, pakar, seniman, kurator, serta akedemis,” ujar Kepala Bekraf Triawan Munaf.
Paviliun yang dihadirkan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bersama Yayasan Design+Art Indonesia (YDAI) tersebut berdiri selama total kurang lebih selama enam bulan, yakni sejak 11 Mei lalu hingga 24 November 2019 mendatang.
Paviliun ini hasil kolaborasi Tim Artistik terpilih yang terdiri dari Asmudjo Jono Irianto (Kurator), Yacobus Ari Respati (Ko-Kurator), dan Handiwirman Saputra serta Syagini Ratna Wulan (Seniman).
“Keputusan bersama inilah yang mendorong kesepakatan untuk mengusung pratik kolaborasi dalam Paviliun Indonesia.”Lanjut Munaf.
Terdiri dari 5 komponen karya, Paviliun Indonesia mengundang pengunjung untuk berinteraksi dan menelusuri seluruh komponen dengan pendekatan layaknya bermain game.
Karya tersebut berangkat dari gagasan dasar Tim Artistik perihal ketiadaan kerangka dasar atau platform praktik seni rupa kontemporer di Indonesia.
Pada perhelatan Art Jakarta, Paviliun Indonesia-Venice Biennale 2019 berkesempatan untuk berbagai cerita lebih dalam mengenai keikutsertaan Indonesia pada Biennale yang telah menyediakan diri sebagai sarana negosiasi berbagai kuasa budaya di dunia. (Nvd/Red)