Jakarta, newskabarindonesia.com : Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan workshop sehari tentang Seni Desain Infografis Islami diruang Audio Visual satu Jakarta Islamic Centre, kata KH Munahar Muchtar, Ketua Majelis Ulama DKI Jakarta ketika dihubungi di kantornya. Selasa, (6/8/2019).
Menurutnya perkembangan kemajuan Informasi Teknologi (IT) telah membawa perubahan secara massif dalam segala bidang, baik yang terkait dengan dunia industri, pertahanan, pertanian maupun sosial budaya.
Perkembangan dunia Iptek yang demikian pesatnya telah membawa dampak luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia.
Selanjutnya Munahar menekankan bahwa “Medan Dakwah yang semakin kompleks membutuhkan para juru Dakwah yang memiliki kemampuan yang komprehensif yang mampu beradaptasi dengan kemajuan informasi teknologi khususnya dalam Dakwah Visual.” Katanya.
Meluasnya kemanfaatan media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Whatsapp,Youtube dan lainnya harus diimbangi dengan informasi yang lebih produktif serta kemajuan IT memberikan berkah bagi ummat, pungkasnya.
M. Arif Syukur selaku narasumber Workshop Seni Desain infografis Islami, menjelaskan pentingnya mempelajari seni infografis di Era Digital, khususnya dalam pendekatan dakwah.
Dakwah yang dikembangkan harus mulai berbasis infografis, karena minat baca warga Indonesia sangat rendah dan rata-rata durasi membaca sangat pendek.
H. Supli Ali, SH, sebagai ketua panitia menjelaskan, “Para peserta kami batasi hanya 50 orang yang berasal dari Majelis Taklim, Ustazd, Mahasiswa, Pendakwah yang memang sudah familiar dengan dunia medsos. Mereka kita wajibkan membawa laptop agar pelatihan yang diberikan lebih mengena dan mudah dipahami. Materi workshop 80 persen praktek cara membuat meme, video pendek, quote, animasi dan lain sebaginya dengan konten-konten islami,” jelasnya.
Workshop ini sangat bermanfaat bagi saya sebagai generasi muda yang memang sehari-hari bergelut di medsos. Kita harus bisa mengimbangi konten-konten negatif yang penuh hoax dan kebencian serta konten-konten hedonis dengan konten-konten positif dan membangun serta yang islami. Agar nitizen bisa mengambil pelajaran dan hikmah yang kita tampilkan, kata Imam Stauqi peserta workshop yang masih menjadi Mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Jakarta. (Nvd/Red)