Penyimbang Adat Bali, Masyarakat dan Tokoh Agama Umat Hindu Layangkan Mosi Tidak Percaya

Apakabar INDONESIA Lampung Selatan

Lampung Selatan,Newskabarindonesia.com : Penyimbang adat bali dan tokoh masrakat bali serta tokoh agama umat Hindu tidak percaya dengan laporan keuwangan yang dikelola oleh pemimpin yang dulu dari tahun, 2016 sampay 2021, (10/07/2021).

Salah satu tokoh adat bali mengatakan kepada awak media ini, “kami Penyimbang adat Bali dan tokoh masyarakat Bali tokoh agama umat Hindu emosi tidak percaya dengan laporan.pari sada.aliyas bapak Made sukendre.dari sejak tahun dua ribu nambelas dan sampai.duaribu dua satu.di karenakan.fiktip.dan tidak.masuk di pemikiran akal orang yang sehat karena.pak Made sukindre.anya dapat menyampaikan.melalui.anya.bercerita saja tanpa ada.rincian yang Terulis.diatas kertas.danjuga.tidak.me.libatkan.bendahara dan. sekretaris Yaris.parisada.lamsel, terang nya, lanjut

“Maka dari itu.penyimbang adat.bali.secara tegas.menolak.laporan.anya.melaui.cerita.seperti.anak.anak.s.d.saja.saya.memohon.kepada.pegak.hukum.agardapat di.proses.cecara.hukum.yang.berlaku, terangnya, lanjud

Alasan mosi tidak percaya yang disampaikan.

  1. Saudara Made Sukintre telah melakukan pembohongan publik di mana beliau (made Sukintre) menyatakan di depan peserta lokakarya, bahwa dirinya tidak menjadi pengurus partai politik (hanya menjadi partisan), pada hal secara hukum Made Sukintre adalah pengurus PAC partai Golkar Kecamatan Way Panji, hal ini melanggar Anggaran Dasar (AD) Bab I pasal 2 yang berbunyi, Parisada adalah Majelis tertinggi Hindu di Indonesia, bersifat keagamaan dan Independen, Bab VIII pasal 25 ayat 3 yang berbunyi, pengurus parisada dilarang menjadi pengurus partai politik.

2.Laporan keuangan yang disampaikan oleh I Made Sukintre selaku ketua Parisada Kabupaten Lampung Selatan periode 2010-2015, yang ditandatangani oleh sekretaris Wayan sudiartana, dan ketua I Made sukintre.
Yang seharusnya yang mendatangani laporan adalah bendahara dan ketua parisada.

  1. Laporan keuangan tidak dilengkapi dengan buku kas penerimaan dan pengeluaran keuangan dan tidak ada bukti pembayaran yang sah.

  2. Dalam pelaksanaan pembangunan tidak ada melibatkan pengurus dan tidak ada membentuk panitia akan tetapi dilaksanakan langsung dilaksanakan langsung oleh ketua parisada sendiri.

  3. Pengelolaan keuangan lembaga parisada tidak transparan dan tidak melibatkan bendahara dan pengurus lainnya.

  4. Tanah yang dibeli dengan menggunakan uang kas parisada Kabupaten Lampung Selatan melalui musyawarah, dan diatasnamakan pribadi I Made Sukintre.

  5. Penjualan sapi milik lembaga parisada tanpa melalui musyawarah pengurus parisada Kabupaten Lampung Selatan.

  6. I Made Indra menyampaikan hilangnya 6 ekor sapi di depan peserta lokasabha tanpa menunjukkan bukti surat berita Kehilangan dari kepolisian.

Dengan 8 alasan tersebut di atas maka kami majelis penyimbang adat Bali Lampung Selatan ( MPAL B) menyatakan mosi tidak percaya kepada saudara I Made Suci sebagai calon ketua parisada Kabupaten Lampung Selatan terpilih masa bakti 2015-2020 dari mosi tidak percaya tersebut kami mohon kepada ketua parisada provinsi Lampung untuk tidak melantik pengurus parisada terpilih yaitu pasangan I Made Sukintre dan Wayan Gunawan, tambahnya, tambahnya,

“Harapan kami untuk pemimpin yang sekarang agar kejadian — kejadian serupa agar tidak terulang kembali,

“Saya sebagay penyimbang adat mengharapkan juga kepada pihak hukum dapat menindak tegas kepada ketua pariwiaada ditahun ditahun 2016 sampay 2021 agar dapat di peroses secara hukum karna dengan adanay laporan di tahun 2016 dan 2021 laporannya dibuat secaralisan dan tidak tertulis, dan saya juga mengharapkan kepada pihak hukum agar pemimpin pariwisada tahun 2016 sampay 2021 agar dapat di panggil dan diperoses secara hukum guna mempertanggung jawabkan dan apa bila dia tidak hadir agar dapt diperoses secara hukum.
Terangnya,

“Hal tersebut di benarkah oleh Ida Bagus Putu Satike, selaku Bendahara Parisada Lamsel yang menyampaikan langsung dengan pewarta, “Benar laporan keuangan itu saya tidak tahu, dari mana sumbernya dan di belanjakan apa dimana saya pun tidak tahu”, Ungkapnya. Lanjut

“Pada saat adanya kegiatan pun saya tidak tau, bahkan Ketua Parisada hanya menyampaikan secara lisan (omongan), bahwa tadi telah dilaksanakan kegiatan seperti rapat dan sebagainya, dengan menghabiskan dana sekian (jumlah dana tidak disebut secara pasti), bahkan dana bantuan dari pihak lain pun, entah itu dari pemerintah saya tidak di beritahu berapa besar jumlah dana tersebut”, pungkasnya (imron/Red)

About The Author

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda...!